PRINDONESIA.CO, JAKARTA – “Felicia Nugroho, Direktur Analytics & Insights konsultan komunikasi strategis Maverick Indonesia, resmi ditunjuk sebagai Co-Chair AMEC APAC Chapter. Felicia bersama dengan Deb Camden, Founder The Communication Dividend Australia akan bekerja sama untuk periode 2022 – 2024.”
Keduanya menggantikan Aseem Sood, CEO dari Impact Research and Measurement Pvt India yang memimpin AMEC Asia Pasifik sejak tahun 2014.
Felicia Nugroho menjadi orang pertama di Indonesia yang memimpin AMEC Asia Pasifik. Felicia dikenal sebagai anggota AMEC Asia Pasifik yang aktif baik sebagai penyelenggara webinar maupun sebagai pembicara dalam The Future is Data – Careers in Communications & Analytics yang diselenggarakan oleh AMEC. Felicia juga berhasil menjadi orang Indonesia pertama yang masuk daftar 25 peraih AMEC Rising Stars pada tahun 2021.
“Saya merasa terhormat diminta untuk memimpin AMEC kawasan Asia Pasifik bersama Deb. Kami berdua juga sangat berterima kasih kepada Aseem yang telah membawa perubahan dalam cara pandang industri terhadap tata cara pengukuran komunikasi di kawasan Asia Pasifik dan AMEC secara global,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima PR INDONESIA, Senin (8/8/2022).
Meskipun Felicia tergolong pendatang baru di AMEC, tapi perempuan berambut bondol itu percaya dengan kerangka kerja AMEC dapat membawa dampak yang kuat serta memberi manfaat bagi semua. Di samping itu, kekerabatan kuat antar anggota juga akan memperkaya perspektif Asia bagi AMEC, membawa pengukuran komunikasi ke tingkat yang lebih tinggi, serta menunjukkan nilai lebih kepada klien.
“Saya berharap kehadiran saya dalam bekerja bersama anggota AMEC Asia Pasifik dapat membantu menemukan solusi untuk menjawab kebutuhan lokal anggota dan menambah keragaman organisasi,” tambahnya.
AMEC vs AVE
International Association for the Measurement and Evaluation of Communications (AMEC) yang berbasis di London, Inggris, merupakan organisasi internasional terkemuka dalam hal pengukuran dan evaluasi program-program komunikasi. AMEC secara aktif mengadvokasi penggunaan kerangka evaluasi terintegrasi yang dikenal juga dengan sebutan Integrated Evaluation Framework. Kerangka ini mengacu pada Barcelona Principles, yakni prinsip-prinsip dasar pengukuran PR yang dibentuk pada tahun 2010.
Berbeda dengan metode pengukuran yang selama ini digunakan di kalangan PR, yakni PR Value berdasarkan Advertising Value Equivalency (AVE) yang hanya fokus pada output. Pengukuran berbasis AMEC bertujuan untuk mengukur program komunikasi secara menyeluruh dengan berfokus pada tiga hal yakni output (hasil jangka pendek seperti jumlah pemberitaan), outtake (reaksi dan respons dari audiens), dan outcome (efek dari kegiatan komunikasi pada audiens).
Adapun metodenya melibatkan unsur riset, SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic dan Timely), objective, dan pengembangan aktivitas berbasis paid, earned, shared, dan owned media (PESO).