Liputan6.com, Jakarta – Dalam setiap perjuangan, kerap muncul generasi baru pahlawan yangmembawa secercah harapan dan kontribusi positif di masyarakat. Begitu pula di masa pandemi Covid-19 ini. Di tengah beragam keterbatasan, masih ada sejumlah sosok yang mampu membuat terobosan.

Contohnya, empat pemuda yang berkiprah di bidangkesehatan, pendidikan, musik, dan warisan budaya tanah air. Mereka adalah Clarin Hayes, Gerald Sebastian, Shindu Alpito, dan Rifan Rahman. Sebagai generasi baru pahlawan Indonesia, mereka dinilai membawa pesan inspiratif dan harapan di tengah perayaan 76 tahun Hari Kemerdekaan Indonesia.

Clarin Hayes, seorang dokter yang juga konten kreator di media sosial, menceritakan tantangannya dalam memberantas hoaks dan mengedukasi masyarakat seputar isu medis,terutama yang berhubungan dengan Covid-19.

Clarin, yang tahun lalu bertugas di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta sebagai relawan tenaga kesehatan mengatakan, tugas dokter saat ini bukan hanya merawat pasien, tapi juga mengedukasi mereka untuk memberantas mitos di dunia medis melalui konten edukasi. Bagi dia, mengedukasi dengan visual dan storytelling yang menarik melalui media sosial yang populer adalah bentuk baktinya sebagai dokter kepada negara.

“Ada kebahagiaan tersendiri saat saya berbagi informasi kepada masyarakat dan mereka bisamemahaminya dengan mudah, menerapkannya, dan membagikannya ke orang lain,” terang Clarin dalam PechaKucha Night Jakarta Vol. 44 bertema ‘The Light Within’ yang digawangi konsultan komunikasi Maverick Indonesia secara virtual, Jumat, 20 Agustus 2021.

Salah satu video kreasinya adalah ‘Kehidupan Wisma Atlet’ yang mendapat banyak sambutan positif. Bukan sekadar membuta konten, Clarin berharap videonya bisa menginspirasi banyak orang untuk menjadi relawan yang dirasa masih kurang sampai saat ini.

“Kita juga ingin membagikan informasi yang benar karena makin banyak hoaks. Memang masyarakat sudah banyak yang jenuh dengan Covid-19, tapi harus tetap mengutamakan informasi dan berita yang valid. Yang membunuh kita sekarang bukan cuma Covid tapi juga hoaks. Jadi, mohon sebelum saring sebelum sharing informasi,” kata wanita yang sekarang juga menjadi seorang vaksinator.

Senada dengan Clarin, Gerald Sebastian, salah satu pendiri sebuah platform edukasi sains ‘Kok Bisa’ di YouTube, berbagi cerita seputar inspirasi dan perjuangannya untuk membuat konten ilmu pengetahuan sains. Ia menampilkannya dengan visual dan narasi yang unik sehingga memajukan pendidikan anak Indonesia di tengah tantangan belajar.

Siapa sangka sosok Gerald yang pernah gagal saat masih sekolah dulu, kemudian menemukan the joy of learning lewat internet. Ia bahkan kini berhasil menjadi inisiator salah satu platform konten edukasi sains terbesar di Indonesia.

“Waktu kecil mimpi saya ingin menjadi superhero. Sekarang, mimpi saya ingin menjadi superhero yang bisa mencetak superhero-superhero lainnya untuk pendidikan Indonesia.” kata Gerald.

Beda lagi dengan cerita Shindu Alpito seorang jurnalis musik. Ia memilih jalur musik sebagai bentuk kontribusi positifnya kepada pemajuan industri seni musik Indonesia.

Sebagai seorang jurnalis senior, Shindu memiliki kiprah dan karya yang penting dalam industri musik. Kisah wawancara dengan tokoh-tokoh musik legendaris, baik yang terkenal maupun yang kadang terlupakan oleh masyarakat, di arsip dalam sebuah platform bernama Shindu’s Scoop.

Ia ingin menunjukkan bahwa karya jurnalistik berkualitas dalam industri musik berdampak besar bagi kemajuan industri.  “Saya juga berharap dedikasi dan kisah kehidupan para musisi ini dapat dikenang dan dihargai karena mereka banyak membawa kontribusi positif dan membanggakan bangsa,” terang Shindu.

Cerita inspiratif lainnya datang dari Rifan. Ia merupakan Direktur Utama Swara Gembira, sebuah komunitas yang mencoba untuk merevolusi seni budaya Indonesia agar bisa lebih populer dan dinikmati generasi muda. 

Rifan bersama mitranya di Swara Gembira, Oi, ingin melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia melalui 14 pagelaran seni budaya di area-area populer bagi anak muda yang dilakukannya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

“Misi kami adalah menciptakan revolusi budaya Indonesia agar tetap relevan terhadap perkembangan zaman dan bisa menjadi bagian keseharian dan budaya populer yang diminati generasi muda. Bahkan di kala pandemi, kami tetap aktif melestarikan budaya Indonesia lewat konten-konten digital seperti aktivasi Berkain Bersama, Berkain Gembira,” tutur pria yang mengidolakan sosok Guruh Sukarnoputra.

Semua kisah inspiratif dari generasi baru pahlawan Indonesia ini membawa secercah cahaya dan harapan. Di masa pandemi yang penuh keterbatasan ini masih banyak kontribusi positif dari pemuda-pemudi Indonesia untuk membawa kebaikan bagi masyarakat.